Selamat Hari Raya Idul Fitri 1440 H ! Inilah Sejarahnya (Dari Sejarah dan Tradisi Makan Ketupat di Hari Raya Idul Fitri, Hingga Sejarah Sidang Isbat yang Digelar di Indonesia)

Assalammu‘alaikum wr. wb.

Minal Aidin Walfaidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin ....

Tapi sebelum itu,  Inzaghi's Blog Mengucapkan "Minal Aidin Walfaidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin" Selamat Hari Raya Idul Fitri 1440 H, semoga kita akan terus diberikan ampunan, kemenangan dan amal ibadah selama Bulan Ramadhan oleh Allah swt. Amin yarabal allamin.




Tidak terasa yah, Bulan Ramadhan sudah berakhir. Sekarang sudah memasuki awal Bulan Syawal yaitu tepatnya pada Tanggal 1 Syawal 1440 H / 5 Juni 2019 M. Yaitu dimana seluruh Umat Islam di seluruh dunia merayakan di Hari Kemenangan nan Fitri ini yaitu Lebaran Idul Fitri (Eid Al-Fitr) yang diperingati setiap Tanggal 1 dan 2 Syawal. 




Yang dikutip artikelnya sebagian dari Situs : Tribunnews.com dan Batam.Tribunnews.com 

Berikut, inilah Penjelasannya.

SEJARAH TRADISI MAKAN KETUPAT DI HARI RAYA IDUL FITRI



Hari Raya Idul Fitri menjadi Momentum untuk berkumpul bersama keluarga besar. Salah satu yang tak terpisahkan dari perayaan ini biasanya adalah makan bersama. 

Hidangan yang identik menemani Lebaran adalah Ketupat. Ketupat menjadi makanan yang selalu ada di meja makan di masa Lebaran. Terbungkus apik dengan Janur berwarna Hijau Kekuningan, ketupat sangat cocok dipadukan dengan Masakan Berkuah lainnya. 

Namun, ada makna yang terkandung dalam ketupat yang sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Muslim di Nusantara. Ada Filosofi kuat, mengapa tradisi memakan ketupat saat Lebaran masih dilaksanakan sampai sekarang? 


Sejarawan Universitas Padjadjaran Bandung, Fadly Rahman, mengungkapkan bahwa awalnya Ketupat bukan identik dengan Tradisi Islam atau Lebaran.

"Ketupat sudah ada pada masa pra-Islam dan tersebar di wilayah hampir di Asia Tenggara dengan nama yang berbeda-beda. Selain itu, Ketupat juga identik dengan Tradisi Animisme," ujar Fadly, Kamis (30/5/2019 | 25/9/1440).


Dulu masyarakat agraria yang tersebar di Nusantara memiliki tradisi menggantung ketupat di tanduk kerbau untuk mewujudkan rasa syukur karena panen yang dihasilkan. Tak berhenti di situ, sampai sekarang juga masih ada tradisi dari masyarakat Indonesia yang melakukan tradisi yang sama dengan menggantungkan ketupat. 

Bedanya, mereka menggantungkan Ketupat yang masih kosong di depan pintu rumah untuk menolak bala atau pengaruh negatif yang masuk. 

Pengaruh Sunan Kalijaga 

Pada abad ke-15 dan ke-16, Sunan Kalijaga sebagai salah satu pendakwah di Pulau Jawa menggunakan budaya untuk menyiarkan agama Islam. Ajaran Islam yang disyiarkan oleh Sunan Kalijaga terbilang berhasil karena melalui pendekatan yang banyak perhatian masyarakat. 

Menurut Fadly, karena ketupat identik dengan masyarakat Agraria, Sunan Kalijaga mengkreasikan makanan itu sebagai kuliner yang khas dengan momen Lebaran. 


Cara inilah yang dianggap menarik minat masyarakat Jawa terhadap Islam. "Titik tolaknya ketika Sunan Kalijaga menyebarkan Islam di kalangan masyarakat Jawa yang saat itu masih transisi beragama Islam," ucap Fadly. 

Melalui langkah tersebut, banyak sejarah lisan yang berkembang, yang mengatakan bahwa Sunan Kalijaga yang kali pertama menggunakan ketupat sebagai aksesori khas Lebaran. 

Tiap-tiap daerah di Nusantara memiliki penyebutan sendiri untuk makanan ini. Di masyarakat Jawa dan Sunda, biasanya mereka menyebutnya dengan nama kupat. 

Sementara di Melayu disebut ketupat. Masyarakat Bali juga mengenal makanan ini dengan nama tipat. "Pada wilayah lain ada juga yang menyebutnya ketumpat," ucap Fadly. 

Makna ketupat 

Secara terpisah, sejarawan Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Rojil Nugroho Bayu Aji, mengisahkan hal senada. Ketupat memang semula diperkenalkan Sunan Kalijaga meski sebenarnya bukan tradisi Timur Tengah yang menjadi sumber datangnya Islam. 

"Ketupat ini dari tradisi lisan (cerita rakyat) mulai familiar saat Sunan Kalijaga dan nilai filosofinya tak ada kaitannya dengan Islam," kata Rojil, Kamis (30/5/2019 | 25/9/1440). 

Masyarakat Jawa dan Sunda percaya bahwa ketupat memiliki makna untuk mengakui kesalahan. "Maknanya, 'kulo lepat, ngaku lepat' (Saya salah, saya mengakui kesalahan)," kata Rojil. 

Artinya seseorang bisa mengakui kesalahan kepada orang lain apabila mereka pernah berbuat salah. "Apabila setelah mengaku salah, lepat, dan minta maaf jadi ya harus menutup kesalahan yang sudah dimaafkan sehingga kekerabatan serta persaudaraan terjalin selalu," ujar Rojil. 

Maka dari itu, Ketupat begitu erat saat Lebaran. Makanan ini juga dipadukan dengan hidangan lain yang terpengaruh dari berbagai budaya di luar Nusantara. 


Pengaruh itu seperti Kuah Kari yang dipengaruhi Kuliner India, Gulai yang dipengaruhi Arab, Balado dari pengaruh Portugal, Semur dan Kue Kering dari pengaruh Belanda juga Negara-negara di Benua Eropa, dan Manisan dari pengaruh China.

SEJARAH SIDANG ISBAT YANG DIGELAR DI INDONESIA


Sidang Isbat penentuan Hari Raya Idul Fitri akan berlangsung Senin (3/6/2019 | 28/9/1440) Sore. Sidang Isbat penentuan Hari Raya Idul Fitri ternyata hanya ada di Indonesia.

Tak hanya menentukan 1 Syawwal, Sidang Isbat juga lazim dilakukan oleh Kemenag dalam menentukan 1 Ramadhan.

Tahun ini, 1 Ramadhan 1440 H ditetapkan melalui sidang Isbat jatuh pada 5 Mei 2019.

Meski Organisasi Islam Muhammadiyah telah menetapkan 1 Syawal 1440 H jatuh pada Rabu 5 Juni 2019.


Mengapa sidang Isbat perlu dilakukan?

Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, pelaksanaan sidang Isbat merupakan implementasi dari Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 2 Tahun 2004.

Fatwa MUI tersebut menyatakan penetapan awal Ramadan, Syawal dan Dzulhijjah menjadi wewenang Kemenag dengan menggunakan metode hisab dan rukyat.

"Hisab dan rukyat penting dilakukan untuk memberikan pandangan sebelum akhirnya mengambil keputusan dalam sidang," kata Menag saat memimpin sidang Isbat penentuan 1 Ramadhan 1440 H, Minggu (5/5/2019), melansir laman Kemenag.

Meski memiliki tingkat urgensi yang tinggi, sidang Isbat ternyata hanya ada di Indonesia.

Bagaimana sejarahnya?

Saat masih menjabat sebagai Ketua Komisi Fatwa MUI, KH Ma'ruf Amin mengatakan, sidang Isbat untuk menentukan 1 Syawal hanya ada di Indonesia.

Negara-negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, seperti Arab Saudi pun tak menggunakan sistem tersebut.

"Di Arab pun, penetapan hanya dilakukan pemerintah karena tak ada organisasi masyarakat Islam," ujar Ma'ruf Amin.


Melansir dari Wikipedia, Sidang Isbat utnuk menentukan awal  Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha diselenggarakan oleh pemerintah Sejak Tahun 1950 dengan tujuan menetapkan hari pertama Bulan Ramadhan, Syawal, dan tanggal 10 Dzulhijjah.

Pada awal penyelenggaraannya, sidang ini hanya sederhana dengan didasarkan fatwa para ulama, negara punya hak untuk menentukan datangnya hari-hari tersebut. Kemudian mulai Tahun 1972, Badan Hisab Rukyat (BHR) mulai dibentuk di bawah Kementerian Agama. Di dalamnya terdapat para ahli, ulama dan ahli Astronomi, yang tugas intinya memberikan informasi, memberikan data kepada Menteri Agama tentang awal Bulan Ramadhan, Syawwal, dan Dzulhijjah.

Sidang ini diadakan satu hari sebelum hari yang diperkirakan sebagai awal bulan yang dimaksud. Dalam sidang ini, dihadirkan berbagai ulama, tokoh, dan organisasi masyarakat di Indonesia. Indonesia menganut cara yang berbeda dengan negara lain dalam melihat hilal.

Kriterianya beda, yaitu penggabungan antara Rukyah Murni dan Hisab Murni. Namanya Imkanur Rukyah.

Ia menjelaskan, Imkanur Rukyah membuat Indonesia menetapkan 1 Syawal tak hanya berdasarkan wujud hilal, tapi juga memakai kriteria minimum Hilal sudah berada pada posisi Minimal 2 Derajat. "Meskipun hilal terlihat, jika belum melebihi 2 Derajat, tetap dianggap belum masuk Bulan Syawwal," kata dia.


Sidang akan diawali dengan pemaparan mengenai posisi hilal atau bulan pada petang hari di sejumlah daerah oleh anggota Badan Hisab Rukyat Kementerian Agama RI dari Planetarium.

Kemudian berbagai perwakilan Ormas dan Ulama yang menggunakan berbagai metode dalam menentukan datangnya hari suci akan bermusyawarah untuk menentukan dengan kesepakatan bersama. Setelahnya pemerintah mengumumkannya sebagai sebuah keputusan yang disahkan negara.


Sidang Isbat untuk menentukan Idul Fitri Tahun ini, 1440 H dilakukan petang ini setelah dilakukan Rukyatul Hilal atau pengamatan Hilal di 34 Lokasi di seluruh Indonesia berikut : 

1. Aceh : Observatorium Tgk. Chiek Kuta Karang; Lhokseumawe Bukit Poly Komplek Perta Aron; Aceh Jaya Gunung Cring Cran; Pantai Suak Geudeubang Kab. Aceh Barat; Aceh Selatan Pantai Lhok Keutapang, Simeulue; Pantai Desa Nancala, Teupah Barat; Tugu "KM. 0" Indonesia, Kota Sabang; dan Pantai Ujong Manggeng Kec. Manggeng, ABDYA 

2. Sumatera Utara : Lantai IX Kantor Gubernur Sumut; dan Observatorium OIF UMSU 

3. Sumatera Barat : Gedung Kebudayaan lantai 4 Dinas Kebudayaan 

4. Riau : Pantai Prapat Tunggal Kec. Bengkalis 

5. Kepulauan Riau : Bukit Cermin 

6. Jambi : Hotel Odua Weston 

7. Sumatera Selatan : Hotel Aryaduta 

8. Bangka Belitung : Pantai Penagan; Pantai Tanjung Pandam; dan Pantai Tanjung Kalian Muntok 

9. Bengkulu : Dak Mess Pemda Prov. Bengkulu 

10. Lampung : POB Bukit Gelumpai Pantai Canti Kalianda Lampung Selatan; Pantai Labuhan Jukung, Pekon Kmpung Jawa Kab. Pesisir Barat 

11. DKI Jakarta : Gedung Kanwil Kemenag  DKI Jakarta lt. 7; Masjid Al-Musyari'in Basmol Jakarta Barat; Pulau Karya Kep. Seribu; dan DKM Masjid KH. Hasyim Asyari 

12. Jawa Barat : POB Cibeas Pelabuhan Ratu; Bosscha Lembang Bandung, Kab. Bandung Barat; Gunung Babakan Kota Banjar; Pantai Santolo Pamengpeuk Kab. Garut; Pantai Cipatujah Kab. Tasikmalaya; Pantai Gebang Kab. Cirebon; SMA Astha Hannas Binong Kab. Subang; dan Pantai Pondok Bali Kab. Subang 

13. Banten : Dishubla Mercusuar Anyer KM 0 Serang 

14. Jawa Tengah : Menara Al-Husna Masjid Agung Jawa Tengah Semarang; Masjid Gribangun Banyumas; Pantai Jatimalang Purworejo; Assalam Observatory Sukoharjo; Pantai Kartini Jepara; STAIN Pekalongan; Pantai Ujungnegoro Kandeman Batang; Pantai Padalen Kebumen; Pantai Karangjahe Rembang; Pantai Alam Indah Kota Tegal; Pantai Tanjungsari Pemalang; Universitas Muria Kudus (UMK); Wisata Mangrove Pantai Kaliwlingi Brebes; Pelabuhan Kendal 

15. DI Yogyakarta : POB Syekh Bela Belu, Bantul Parang Tritis Yogyakarta 

16. Jawa Timur : Pantai Sunan Drajat /Tanjung Kodok Paciran Lamongan; Bukit Banyu Urip Kec. Senori Kab. Tuban; Lapan, Jl. Watukosek Gempol Kab. Pasuruan; Gunung Sekekep Wagir Kidul Kec. Pulung Kab. Ponorogo; Helipad AURI Ngliyep Kab. Malang; Pantai Serang  Kab. Blitar; Pantai Srau Pacitan; Bukit Wonotirto Blitar; Pantai Nyamplong Kobong Jember; Gunung Sadeng Jember; Pantai Pacinan Situbondo; Pantai Pancur Alas Purwo Banyuwangi; Pantai Ambat Tlanakan Pamekasan; Bukit Condrodipo Gresik; Pantai Gebang Bangkalan; Bukit Wonocolo Bojonegoro; Pulau Gili Kab. Probolinggo; Pantai Sapo Ds. Sergang Kec. Batuputih Kab. Sumenep; Pantai Kalisangka Kangean Sumenep; Pantai Bawean Kab. Gresik; Satuan Radar (Satrad) 222 Ploso di Kaboh Kab. Jombang; Bukit Gumuk Klasi Indah Banyuwangi; Pantai Taneros Sumenep 

17. Kalimantan Barat : Pantai Indah Kakap, Kec. Sungai Kakap, Kab. Kubu Raya 

18. Kalimantan Tengah : Hotel Aquarius Jl. Imam Bonjol Palangkaraya 

19. Kalimantan Timur : Menara Asma'ul Husna Masjid Baitul Muttaqin Islamic Center Samarinda 

20. Kalimantan Selatan : Atas Bank Kalsel Banjarmasin; Jembatan Rumpiang Marabah; Pantai Pagatan Tanah Bambu; Atas Hotel Dafam Syari'ah Banjarbaru; Gunung Kayangan Pelaihari 

21. Kalimantan Utara : Tanjung Selor Gunung KNIP 

22. Bali : Hotel Patra Jasa Pantai Kuta, Badung Bali; Munduk Asem, Rening, Negara, Jembrana 

23. NTB : Taman Rekreasi Loang Baloq; Pantai Desa Kiwu Kec. Kilo Kab. Dompu; dan Bukit Poto Batu Kec. Taliwang Kab. Sumbawa Barat 

24. NTT : Halaman Masjid Nurul Hidayah 

25. Sulawesi Selatan : Pantai Sumpang Binangae Kab. Barru 

26. Sulawesi Barat : Tanjung Mercusuar Sumare Kec. Simboro Kab. Mamuju 

27. Sulawesi Tenggara : Pantai Wolulu Kec. Watubangga Kab. Kolaka; dan Pantai Buhari Kec. Tanggetada Kab. Kolaka 

28. Sulawesi Utara : Area Parkir Apartemen Mtc Kota Manado 


29. Gorontalo : Desa Bulango Raya Kec. Tomilito Kab. Gorontalo Utara 

30. Sulawesi Tengah : Menara Hilal BMKG Ds. Marana Kec. Sindue Kab. Donggala 

31. Maluku : Desa Wakasihu Kec. Leihitu Barat Kab. Maluku Tengah; Pantai Latuhalat Kec. Nusaniwe Kota Ambon; dan Pantai Desa Larike Kec. Leihitu Barat Kab. Maluku Tengah 

32. Maluku Utara : POB Maluku Utara Pantai Desa Ropu Tengah Balu; dan POB BMKG Afe Taduma 

33. Papua : Pantai Lampu Satu Marauke 

34. Papua Barat : Menara Masjid Agung Fak-Fak; dan Tanjung Saoka, Kota Sorong 


Untuk melihat artikel dari postingan lamanya, silahkan lihat di sini. Atau untuk melihat artikel menarik lainnya tentang Kumpulan Video Gema Takbir Idul Fitri dari beberapa Usatdz, silahkan lihat di sini.


Minal Aidin Walfaidzin, Mohon maaf lahir dan batin.

Wassalammualaikum wr. wb.

Comments